Ia menyadarkan aku bahwa ngomong sambil marah-marah itu ngga akan dimengerti
Ia mengajariku agar mau berbicara
Ia pula yang mengajariku kapan harus diam
Ia mengingatkan aku untuk mau belajar
Ia mengajariku dengan sabar, perlahan
melalui contoh dan kesalahan-kesalahan yang kuperbuat
Ia membuatku rindu
Ia-lah sebaik-baiknya Guru
karena Ia adalah Guru dari segala semesta, segala penjuru
Bagaimanapun, aku adalah murid yang nakal dan tidak tahu diri. Sudah punya Guru Mahabesar, tapi selalu saja seenaknya sendiri.